RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Islam Batu
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas / Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok/Topik : Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem gerak
Alokasi Waktu : 4x45 Menit
A.
Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia..
KI 3: Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B.
Kompetensi Dasar
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam
kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan
hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
2.1 Berperilaku
ilmiah: teliti, tekun, jujur
terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen,
berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam
setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.5 Menyajikan
hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan gerak yang
menyebabkan gangguan sistem gerak manusia melalui berbagi bentuk media
presentasi.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1.1 Memahami pola pikir ilmiah dalam
mengamati bioproses
1.3.1 Memahami
permasalahan
lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.1.1 Berperilaku
ilmiah: kerja sama, teliti, tepat, tanggung jawab dalam mengerjakan tugas,
mengumpulkan data dan mempresentasikan hasil.
2.2.1 Peduli terhadap keselamatan diri
dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat percobaan laboratorium.
3.5.1 Menyebutkan struktur
jaringan penyusun Organ pada sistem
gerak manusia
3.5.2 Menjelaskan struktur
jaringan penyusun organ
pada sistem gerak manusia
3.5.3 Menerapkan struktur jaringan penyusun organ
pada sistem gerak manusia
3.5.4 Menyebutkan mekanisme gerak pada sistem gerak manusia
dan gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada system gerak manusia
3.5.5 Menjelaskan mekanisme gerak pada sistem gerak dan
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada system gerak manusia manusia
3.5.6 Mengaitkan mekanisme gerak pada sistem
gerak manusia dengan bioprosesnya
3.5.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan
bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi
yang mungkin terjadi pada system gerak manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.5.1 Menyalin contoh hasil
analisis tentang kelainan pada struktur jaringan gerak
yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia.
4.5.2 Membuat hasil analisis tentang kelainan pada struktur
jaringan gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia.
4.5.3 Menyajikankan hasil
analisis tentang kelainan pada struktur jaringan gerak
yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami pola pikir ilmiah
dalam mengamati bioproses
2. Siswa dapat memahami permasalahan
lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran agama yang dianutnya
3. Siswa dapat berperilaku ilmiah: kerja
sama, teliti, tepat, tanggung jawab dalam mengerjakan tugas, mengumpulkan data
dan mempresentasikan hasil.
4. Siswa dapat peduli terhadap
keselamatan diri dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat percobaan
laboratorium.
- Siswa dapat menyebutkan struktur
jaringan penyusun Organ pada sistem
gerak manusia
- Siswa dapat menjelaskan
struktur jaringan
penyusun organ pada sistem gerak manusia
- Siswa dapat
menerapkan struktur jaringan penyusun organ
pada sistem gerak manusia
- Siswa dapat
menyebutkan mekanisme gerak pada sistem gerak manusia dan
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada system gerak manusia
- Siswa dapat
menjelaskan mekanisme gerak pada sistem gerak dan gangguan
fungsi yang mungkin terjadi pada system gerak manusia manusia
- Siswa dapat
mengaitkan mekanisme gerak pada sistem gerak manusia
dengan bioprosesnya
- Siswa dapat
menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan
bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan
fungsi yang mungkin terjadi pada system gerak manusia melalui studi
literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
- Siswa dapat menyalin
contoh hasil
analisis tentang kelainan pada struktur jaringan gerak
yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia.
- Siswa dapat
membuat hasil analisis
tentang kelainan pada struktur jaringan gerak
yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia.
- Siswa dapat menyajikankan hasil analisis tentang
kelainan pada struktur jaringan gerak yang
menyebabkan gangguan sistem gerak manusia.
D.
Materi
Pertemuan Pertama
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara
umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau
seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka
impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian
tubuhnya. Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia didukung adanya
sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi antar organ sistem
gerak, seperti rangka (tulang), persendian, dan otot.
Tulang merupakan alat gerak pasif karena digerakan oleh otot
yang merupakan alat gerak aktif. Pada hewan dan manusia dapat mewakili
pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata.
Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem
gerak. Misalnya ada yang bergerak dengan cara berjalan atau berlari menggunakan
tungkai. Ada yang terbang menggunakan sayap atau berenang menggunakan sirip.
Adapun pergerakan tidak harus berpindah tempat, misalnya
gerakan ekor untuk mengusir lalat yang dilakukan kerbau. Sedangkan untuk
tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena
terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan
Otot
adalah sebuah jaringan dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi, dan terbentuk
atas fiber ( fibre) yangterdiri dari myofibril yang tersusun atas sel filamen
dari molekul myosinyang saling tumpang tindih ( overlap) dengan filamen dari
molekul aktin dengan ukuranfiber panjang 10 – 400 mm dengan diameter 0,01 – 0,1
mm. Serabut otot ( muscle fibre) bervariasi antara satu otot dengan otot
lainnya. beberapa diantaranya memiliki gerakan yang lebih cepat dari yang lain,
seperti yang terjadi pada otot yang dipakai untuk mempertahankan kontraksi
badan misalnya otot otot pembentukan postur tubuh.
Otot yang
pucat menggambarkan kontraksi otot yang cepat, namun dengan latihan yang rutin
dan kontinyu akan menghasilkan kekuatan otot yang prima. Dan merupakan hal
penting bagi ergonom untuk mengetahui jenis otot yang sesuai untuk menopang beban statis yang harus diminimumkan. Sistem
otot terdiri atas beberapa bagianyang satu dengan lainnya terpisah. Sistem otot
melekat pada tulang yang terdiri dariotot serat lintang dengan sifat gerakan
dapat diatur ( volunter) yang berfungsi untuk :
1. Melakukan pergerakan pada bagian–
bagian tubuh / berjalan.
2. Mempertahankan sikap tertentu sebagai
akibat dari kontraksi otot yang secara lokal memungkinkan untuk melakukan sikap
duduk, berdiri dan jongkok.
3. Menghasilkan panas sebagai akibat proses
kimia dalam otot yang dapat digunakan
untuk mempertahankan suhu tubuh.
Kelainan penyakit pada system gerak
pada manusia
1. Riketsia
Riketsia terjadi karena kekurangan vitamin D yang membantu penyerapan
kalsium dan fosfor dari darah hingga pengerasan tulang. Penyakit ini terjadi
pada anak. Riketsia menyebabkan tulang kaki tumbuh membengkok. Penyembuhan dan
pencegahan dari penyakit ini adalah dengan penambahan kalsium, fosfor, dan
vitamin D ke dalam diet. Vitamin D bisa didapat dengan berjemur di panas
matahari.
2.
Osteoporosis
Osteoporosis disebabkan karena kekurangan mineral. Cobalah ingat kembali
macam mineral penyusun tulangmu! Osteoporosis umumnya terjadi pada orang
dewasa. Orang tua biasanya menghasilkan lebih sedikit hormon, sehingga
osteoblast sebagai pembentuk tulang kurang aktif, dan massa tulangpun jadi
berkurang. Tulang yang kekurangan mineral menjadi rapuh dan mudah patah.
3. Fraktura
(Patah Tulang)
Meskipun kuat dan lentur, tulang-tulang bisa patah. Patahnya tulang
disebut fraktura. Fraktura tertutup terjadi jika tulang patah tetapi bagian
ujung yang patah tidah menembus kulit. Fraktura terbuka terjadi jika ujung
tulang yang patah keluar menembus kulit.
Dalam masa penyembuhan, ujung patahan tulang harus saling ditempelkan.
Periosteum akan membuat sel-sel tulang baru. Jaringan tulang baru yang tebal
(disebut kalus) terbentuk di sekitar patahan menutup keretakan. Jaringan yang
bertambah tebal tersebut hilang saat tulang kembali ke bentuk semula dengan
bantuan osteoklast. Penyembuhan patah atau retaknya tulang selalu dibantu
dengan pembalut agar tidak mudah bergeser.
4. Artritis
Artritis adalah penyakit sendi. Penderita penyakit ini mempunyai tulang
rawan sendi yang rusak. Kerusakan ini menyebabkan sendi menjadi sakit dan
bengkok. Kadangkadang sendi yang terkena artritis tidak dapat digerakkan.
Rematik adalah salah satu bentuk artritis. Sebab terjadinya artritis
belum diketahui dengan pasti. Menghindari infeksi yang akut dan mengonsumsi
makanan yang seimbang mengurangi terjadinya artritis.
5. Lordosis
Lordosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang
berlebihan ke arah depan di bagian pinggang. Orang yang mengalami kelainan ini
pinggangnya terlihat lebih menonjol ke depan. Lordosis bisa disebabkan karena
perut penderita yang terlalu besar (misalnya karena hamil atau kegemukan),
riketsia, atau karena kebiasaan yang salah.
6. Kifosis
Kifosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang
berlebihan di bagian dada ke arah belakang. Penderita kifosis tubuhnya terlihat
bungkuk. Kifosis bisa disebabkan karena, penyakit (misalnya TBC dan riketsia)
atau kebiasaan duduk yang salah.
7. Skoliosis
Skoliosis adalah melengkungnya tulang belakang ke arah samping.
Skoliosis bisa disebabkan oleh polio atau kebiasaan duduk atau berposisi yang
salah.
TEKNOLOGI
UNTUK MENGATASI GANGGUAN PADA SISTEM GERAK
1. Penyembuhan kanker tulang
1. Penyembuhan kanker tulang
a.
Kemoterapi
: biasanya menggunakan obat-obatan yang sangat kuat untuk mencoba membunuh sel
kanker. Sayangnya, beberapa sel-sel normal juga mati dalam prosesnya. Obat
dirancang untuk membunuh atau tumbuh dengan cepat membagi sel. Efek samping
termasuk mual dan muntah, kehilangan rambut, infeksi, dan kelelahan.
b.
Radioterapi
: Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif.
Sinar X, elektron, dan sinar y (gamma), terbanyak digunakan dalam
pengobatan kanker disamping partikel lain.
c.
Pembedahan.
d.
Amputasi.
e.
Menggunakan
metode teknik baru limb salvage, dimana teknik terapi baru ini telah
dikembangkan di hampir semua pusat penyembuhan kanker di seluruh dunia. Tujuan
operasi adalah untuk menghilangkan tumor lokal pada tulang yang terkena.
Menurut Prof. Errol, operasi ini dibagi menjadi dua:
1)
Limb
salvage yaitu tulang yang terkena tumor ganas disambung dengan bekas kaki
pasien lain yang baru saja meninggal dunia atau tulang yang terkena tumor pada
stadium dini dimatikan dulu dengan radiasi kemudian dipasang lagi.
2)
Limb
ablation yaitu tulang yang terkena tumor ganas di amputasi.
Sekarang sebelum dilakukan pembedahan, diberikan kemoterapi yang biasanya akan menyebabkan tumor mengecil. Kemoterapi juga penting
karena akan membunuh setiap sel tumor yang sudah mulai menyebar.
Kemoterapi yang sekarang dianut adalah neo ajuvant therapy, pada metode ini diberikan terlebih dahulu 3 siklus kemoterapi pra operasi dan kemudian diberikan lagi kemoterapi pasca bedah 3 siklus. Kemoterapi yang biasa diberikan adalah metotreksat dosis tinggi dengan leukovorin, Doxorubicin (adriamisin), Cisplatin, Cyclophosphamide (sitoksan), dan Bleomycin
Sekarang sebelum dilakukan pembedahan, diberikan kemoterapi yang biasanya akan menyebabkan tumor mengecil. Kemoterapi juga penting
karena akan membunuh setiap sel tumor yang sudah mulai menyebar.
Kemoterapi yang sekarang dianut adalah neo ajuvant therapy, pada metode ini diberikan terlebih dahulu 3 siklus kemoterapi pra operasi dan kemudian diberikan lagi kemoterapi pasca bedah 3 siklus. Kemoterapi yang biasa diberikan adalah metotreksat dosis tinggi dengan leukovorin, Doxorubicin (adriamisin), Cisplatin, Cyclophosphamide (sitoksan), dan Bleomycin
2.
Penggantian sendi
Dapat dilakukan dengan cara metode pembedahan untuk mengganti sendi yang
rusak dengan logam.Boggol sendi diganti dengan logam campuran(misal campuran
titanium) dan cawan sendi dengan mangkuk plietilena(missal plastic) yang
kerapatannya tinggi.Kemudian,kedua sisi direkatkan dengan senyawa metal
metakrital berpori yang memungkinkan fisiologi tulang tetap normal.
3.
Penanggulangan kaki O
Yaitu dengan pemakaian sepatu khusus untuk menormalkan kembali dan
sepatu tersebut harus selalu dipakai.
4.
Penanggulangan Skoliosis Kongenitalis
Skoliosis Kongenitalis adalah suatu kelainan pada lengkung tulang
belakang bayi baru lahir.Kelainan ini jarang terjadi dan biasanya berhubungan
dengan gangguan pada pembentukan tulang belakang atau peleburan tulang
rusuk.Skoliosis bisa menyebabkan kelainan bentuk yang serius pada anak yang
sedang tumbuh, karena itu seringkali dilakukan tindakan pengobatan dengan
memasang penyangga (brace)sedini mungkin. Jika keadaan anak semakin memburuk,
mungkin perlu dilakukan pembedahan.
5.
Transplantsi sumsum
Yaitu sumsum merah ditransplantasikan dari satu orang ke orang yang
lain. Dalam hal ini diperlukan teknik khusus untuk memindahkan sumsum dari
donor yang sehat dan menyuntikkannya ke resipien tanpa merusaknya,karena sumsum
sangat lunak
6. Hypophosphatemic
Rickets
Hypophosphatemic rickets (dahulu dikenal vitamin D-resintan rickets)
adalah gangguan dimana tulang menjadi terasa agak menyakitkan dan mudah bengkok
karena darah mengandung kadar posfat rendah.
Tujuan pengobatan Hypophosphatemic rickets adalah meningkatkan kadar
posfat di dalam darah, dimana akan meningkatkan bentuk tulang normal. Posfat
bisa digunakan melalui mulut dan harus dikombinasikan dengan calcitriol, bentuk
aktif dari vitamin D. Menggunakan Vitamin D tunggal tidak mencukupi.
Jumlah posfat dan calcitriol harus disesuaikan dengan hati-hati karena
pengobatan ini seringkali menyebabkan kalsium kadar tinggi di dalam darah,
penumpukan kalsium pada jaringan ginjal, atau batu ginjal. Efek ini bisa
membahayakan ginjal dan jaringan lain. Pada beberapa orang dewasa,
Hypophosphatemic rickets dihasilkan dari perbaikan kanker secara dramatik
setelah kanker diangkat.
7.Artritis
Rematoid.
Pengobatan:Prinsip dasar dari pengobatan artrtitis rematoid adalah
mengistirahatkan sendi yang terkena, karena pemakaian sendi yang terkena akan
memperburuk peradangan. Mengistirahatkan sendi secara rutin seringkali membantu
mengurangi nyeri.
Pembidaian bisa digunakan untuk imobilisasi dan mengistirahatkan satu
atau beberapa sendi, tetapi untuk mencegah kekakuan, perlu dilakukan beberapa
pergerakan sendi yang sistematis. Obat-obatan utama yang digunakan untuk
mengobati artritis rematoid adalah obat anti peradangan non-steroid, obat
slow-acting, kortikosteroid dan obat imunosupresif.
Biasanya, semakin kuat obatnya, maka semakin hebat potensi efek
sampingnya, sehingga diperlukan pemantaun ketat.
8.Osteoporosis
Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer Pengukuran kerapatan
tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma atau
sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap oleh
tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam
tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer yang dipasang pada alat kekeroposan
tulang (osteoporosis) yang sering menyerang wanita pada usia menupause (mati
haid) sehingga menyebabkan tulang mudah patah.
9.FisiologiTerapan
Teknik pemantauan Otot, diterapkan memungkinkan fisiologi tubuh untuk
mengungkapkan apa yang keluar dari keseimbangan dan memberikan informasi untuk
mengembalikan keseimbangan. Otot dimasukkan melalui gerak normal, dimonitor
untuk menentukan di mana tekanan berbohong. Inti dari teknik ini menggunakan
acupoints untuk bertanya tentang fisiologis dan anatomi spesifik menekankan.
10.Artroskopi
10.Artroskopi
Penggunaan peralatan artroskopi terutama sekali untuk pasien cedera.
Artroskopi dirintis di awal 1950′-an oleh dr. Masaki Watanabe dariJepang untuk
melakukan bedah dan rekonstruksi kartilago invasif minimal dari ligamentum yang
robek. Artroskopi membantu pasien sembuh dari pembedahan dalam hitungan hari,
daripada minggu ataupun bulan dalam bedah biasa dan ‘terbuka’.
Artroskopi lutut adalah salah satu operasi yang paling umum dilakukan oleh dokter bedah ortopedi sekarang dan sering digabungkan dengan menisektomi atau kondroplasti—yang merupakan pemindahan dari tulang rawan yang robek.
Artroskopi lutut adalah salah satu operasi yang paling umum dilakukan oleh dokter bedah ortopedi sekarang dan sering digabungkan dengan menisektomi atau kondroplasti—yang merupakan pemindahan dari tulang rawan yang robek.
11.Viscosupplementasi
Viscosupplementasi adalah pilihan baru yang ada bagi
pasien dengan gejala lutut osteoarthritis, yang melibatkan rentetan injeksi
intra-artionlar asam hyaluronic. Sementara, pasien yang tidak menyukai
pengobatan tradisional sebaiknya mencoba perawatan ini. Suplemen Hyalgan
disuntikkan secara langsung ke dalam sendi lutut untuk memperbaiki gizi dan
pelumasan. Pada kebanyakan kasus, pasien menemukan kenyamanan dalam berjalan
setelah injeksi. Tetapi, penting untuk memperhatikan bahwa Viscosupplementasi
ini biasanya dilakukan jika semua jenis pengobatan lain telah dilakukan namun
gagal untuk mengurangi rasa sakit
12.
Penyembuhan patah tulang. Dilakukan dengan cara :
- Pemasangan gips,bahan kapur yang diletakkan disekitar tulang
yang patah.
- Pembidaian, benda keras yang ditempatkan didaerah sekeliling
tulangyang patah.
- Pembedahan internal, pembedahan untuk menempatkan batang logam
atau piringan pada tulang yang patah.
Pertemuan Kedua
Materi ajar fakta yang
digunakan dalam pengamatan laboratorium atau praktikum antara lain: contoh
gambar sendi, contoh gambar rangka, contoh gambar sarkomer, contoh gambar patah
tulang, contoh gambar gerak dan contoh gambar otot.
E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2x45
Menit)
Kegiatan
|
Langkah-langkah Model Discovery
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
Menciptakan situasi (stimulasi)
|
Apersepsi
dan motivasi:
· Pembukaan
· Guru memberikan pandangan awal
tentang system gerak dengan menggunakan slide power point.
· Guru memberikan umpan balik tentang
materi yang disampaikan
· Guru menyampaikan kelainan gerak dan
teknologi yang membantu kelainan pada system gerak.
· Guru menginformasikan pada peserta
didik tentang kegiatan yang akan dilakukan.
|
20 menit
|
Kegiatan Inti
|
Pembahasan tugas dan identifikasi masalah
Observasi
Pengumpulan data
Pengolahan data dan analisis
Verifikasi
Generalisasi
|
Mengamati:
·
Siswa
secara individu mengamati tayangan melalui power point atau contoh
persendian dan otot rangka yang diperlihatkan guru untuk menemukan ciri
Persendian dan otot rangka
Menanya:
·
Antar
siswa saling bertanya tentang hasil temuannya untuk dipadukan dengan ciri
atas temuannya.
·
Antar
kelompok membahas temuannya terkait dengan ciri objek yang
ditayangkan.
·
Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya jawab dengan guru terkait dengan temuannya
Mengumpulkan
imformasi/ Mencoba
·
Secara
individu dalam kelompok mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang
persendi dan otot rangka.
·
Siswa
menyimak penjelasan guru tentang kelengkapan konsep tentang persendian
dan otot rangka
Mengasosiasi:
·
Siswa
secara individu menyimpulkan hasil temuannya untuk menjadi gagasan utamanya
Mengomunikasi:
·
Secara
acak siswa mempresentasikan hasil kesimpulannya.
·
Guru
menyempurnakan kesimpulan yang telah disampaikan siswa
|
60 menit
|
Penutup
|
|
·
Refleksi
·
Guru
membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan mengenai persendiana dan
otot rangka
·
Guru
menugaskan peserta didik mempelajari bahan yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
|
15 menit
|
Pertemuan Kedua (2x45 Menit)
Kegiatan
|
Langkah-langkah Model Discovery
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
Menciptakan situasi (stimulasi)
|
Apersepsi
dan motivasi:
· Pembukaan
· Guru memberikan materi kelainan pada
system gerak dengan menggunakan slide power point.
· Guru memberikan umpan balik tentang
materi yang disampaikan
· Guru menyampaikan kelainan gerak dan
teknologi yang membantu kelainan pada system gerak.
· Guru menginformasikan pada peserta
didik tentang kegiatan yang akan dilakukan.
|
10 menit
|
Kegiatan Inti
|
Pembahasan tugas dan identifikasi masalah
Observasi
Pengumpulan data
Pengolahan data dan analisis
Verifikasi
Generalisasi
|
Mengamati:
· Siswa secara individu mengamati
tayangan melalui power point gambar
rangka manusia
,contohnya gambar patah tulang yang diperlihatkan guru untuk
menemukan ciri-ciri rangka tubuh manusia
Menanya:
·
Guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya setelah mereka mengamati
gambar. Contoh pertanyaan yang berkaitan dengan pengamatan siswa, dengan
pertanyaan sebagai berikut :
o Mengapa bisa terjadi patah pada
tulang?
o Apa penyusun tulang dan bagaimana
hubungan antara penyusun dengan fungsinya?
·
Antar
kelompok membahas temuannya terkait dengan
ciri objek yang ditayangkan
·
Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya jawab dengan guru terkait dengan temuannya
Mengumpulkan
imformasi/ Mencoba
·
Secara
individu dalam kelompok melakukan pengamatan struktur tulang dengan percobaan
merendam tulang paha ayam dalam larutan HCl atau cuka 25% dan
membandingkannya dengan tulang yang tidak direndam HCl untuk mendapatkan
konsep struktur tulang keras dan tulang rawan dan hubungan HCl dengan calsium
(Ca).
·
Siswa
menyimak penjelasan guru tentang kelengkapan konsep tentang penyusun tulang
pada rangka
Mengasosiasi:
·
Siswa
secara individu dalam kelompoknya menyimpulkan hasil temuannya untuk menjadi
gagasan utamanya dan menghubungkan hasil pengamatan struktur tulang dengan
pola makan rendah kalsium, proses menyusui dan menstruasi serta menyimpulkan
fungsi kalsium dalam system gerak
Mengomunikasi:
·
Secara
acak siswa mempresentasikan hasil kesimpulannya
·
secara
lisan hasil pembelajaran yang dilakukan dan mengevaluasi ketercapaian
pemahaman diri tentang struktur dan fungsi sel pada jaringan penyusun tulang
pada rangka manusia.
|
75 menit
|
Penutup
|
|
·
Refleksi
·
Guru
membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan mengenai kelainan pada otot
rangka.
·
Guru
menugaskan peserta didik mempelajari bahan yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
|
10 menit
|
F. Penilaian, Pembelajaran Remidial
Dan Pengayaan
Penilaian
1. Penilaian Sikap
1) Observasi
No
|
Nama
|
Aspek perilaku yang dinilai
|
Keterangan
|
|||
Bekerja sama
|
Rasa
Ingin
tahu
|
Disiplin
|
Peduli
Ling-kungan
|
|||
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
Kolom Aspek perilaku
diisi dengan angka yang sesuai dengan
kriteria berikut.
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
2)
Penilaian Diri (Self assessment)
Nama : ----------------------------
Nama-nama
anggota kelompok :
----------------------------
Kegiatan
kelompok :
----------------------------
Isilah pernyataan
berikut dengan jujur.
Untuk No. 1
s.d. 6, isilah
dengan
angka 4 – 1 didepan tiap pernyataan:
4
: selalu 2 : kadang-kadang
3
: sering 1 : tidak pernah
1.--- Selama
diskusi saya mengusulkan
ide kepada kelompok
untuk
didiskusikan
2.--- Ketika
kami berdiskusi, tiap
orang diberi kesempatan
mengusulkan
sesuatu
3.--- Semua
anggota kelompok kami
melakukan sesuatu selama
kegiatan
4.--- Tiap
orang sibuk dengan
yang dilakukannya dalam
kelompok
saya
5.
Selama kerja kelompok, saya….
----
mendengarkan orang lain
---- mengajukan pertanyaan
---- mengorganisasi ide-ide saya
---- mengorganisasi kelompok
---- mengacaukan kegiatan
---- melamun
6.
Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?
---------------------------------------------------------------------
|
3)
Penilaian teman sebaya (peer
assessment)
No
|
Pertanyaan
|
Skala
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Teman saya berkata benar, apa adanya
kepada orang lain
|
|
|
|
|
2
|
Teman saya mengerjakan sendiri
tugas-tugas sekolah
|
|
|
|
|
3
|
Teman saya mentaati peraturan
(tata-tertib) yang diterapkan
|
|
|
|
|
4
|
Teman saya memperhatikan kebersihan
diri sendiri
|
|
|
|
|
5
|
Teman saya mengembalikan alat
kebersihan, pertukangan, olah raga, laboratorium yang sudah selesai dipakai
ke tempat penyimpanan semula
|
|
|
|
|
6
|
Teman saya terbiasa menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan petunjuk guru
|
|
|
|
|
7
|
Teman saya menyelesaikan tugas tepat
waktu apabila diberikan tugas oleh guru
|
|
|
|
|
8
|
Teman saya berusaha bertutur kata
yang sopan kepada orang lain
|
|
|
|
|
9
|
Teman saya berusaha bersikap ramah
terhadap orang lain
|
|
|
|
|
10
|
Teman saya menolong teman yang
sedang mendapatkan kesulitan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
4 = Selalu
3 = Sering
2 = Jarang
1 = Sangat jarang
4) Penilaian Jurnal (anecdotal record)
Nama :.........................
Kelas :.........................
|
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1)
Tes tertulis.
Bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a) memilih jawaban, dapat berupa:
(1) pilihan ganda
(2) dua pilihan (benar-salah,
ya-tidak)
(3) menjodohkan
(4) sebab-akibat
b) mensuplai jawaban, dapat
berupa:
(1) isian atau melengkapi
(2) jawaban singkat atau pendek
(3) uraian
2) Observasi terhadap Diskusi dan
Tanya Jawab
Nama
Peserta
Didik
|
Pernyataan
|
|||||||
Pengungkapan gagasan yang orisinal
|
Kebenaran konsep
|
Ketepatan penggunaan istilah
|
Kejelasan menjawab
|
|||||
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan: Diisi dengan cek (˅)
3)
Penugasan
Instrumen penugasan berupa
pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
3.
Penilaian Kompetensi Keterampilan
1)
Penilaian unjuk kerja
Nama
Peserta
Didik
|
Pernyataan
|
|||||||
Menggunakan Jas lab
|
Membaca prosedur kerja
|
Membersihkan alat
|
Menyimpan alat pada tempatnya
|
|||||
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan: Diisi dengan cek (˅)
2)
Penilaian projek
Aspek
|
Kriterian dan Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Persiapan
|
Jika Memuat tujuan, topik, dan
alasan
|
Jika memuat
tujuan, topik,
alasan, dan
tempat penelitian
|
Jika memuat
tujuan, topik,
alasan, tempat
penelitian, dan
responden
|
Jika memuat
tujuan, topik,
alasan, tempat
penelitian,
responden, dan daftar pertanyaan
|
Pelaksan
aan
|
Jika data
diperoleh
tidak lengkap,
tidak
terstruktur,
dan tidak
sesuai tujuan
|
Jika data
Diperoleh kurang
lengkap, kurang
terstruktur,
dan kurang
sesuai tujuan
|
Jika data
diperoleh
lengkap,kurang
terstruktur,
dan kurang
sesuai tujuan
|
Jika data
diperoleh
lengkap,
terstruktur,
dan sesuai
tujuan
|
Pelaporan
Secara
Tertulis
|
Jika
pembahasa
n data tidak sesuai
tujuan
penelitian
dan
membuat
simpulan
tapi tidak
relevandan
tidak ada
saran
|
Jika
pembahasa
n data
kurang sesuai
tujuan penelitian,
membuat
simpulan dan saran tapi tidak
relevan
|
Jika
pembahasan data kurang
sesuai tujuan
penelitian, membuat
simpulan dan saran tapi kurang relevan
|
Jika
pembahasan data sesuai
tujuan penelitian dan
membuat simpulan dan saran yang relevan
|
3)
Produk
4)
Portofolio
5)
Tertulis
G. Media, Alat, dan Sumber
Pembelajaran
1.
Media
Papan tulis, komputer, LCD
2. Alat
Alat
tulis
3. Sumber Pembelajaran
a. Buku siswa
b. Buku biologi Campbell
c. Sumber-sumber lain
yang relevan
d. LKS
e. Rangka manusia,
f. Tulang paha ayam,
HCL, katak hijau hidup, bateray, rangkaian kabel listrik, statif, larutan
ringer/garam fisiologis, gambar/charta
No comments:
Post a Comment